Jalanmu-Tidak-Harus-Sama

Tuhan menciptakan manusia dengan sidik jari yang berbeda.
Bahkan anak kembar yang lahir dari rahim yang sama pun tak pernah sepenuhnya identik.
Karena memang tidak ada satu pun manusia yang ditakdirkan untuk hidup persis seperti orang lain.

Kita masing-masing memiliki jalan yang unik,
takdir yang spesial, dan kebutuhan yang berbeda.
Maka, membandingkan diri kita dengan hidup orang lain
adalah seperti menukar kompas dengan peta milik orang asing —
kita bisa tersesat, bahkan dalam hal-hal yang tampak benar.

Kita hidup di zaman yang begitu bising.
Media sosial mengajarkan standar yang seragam:
definisi sukses, cara berpakaian, cara berbicara, bahkan cara bahagia.
Tapi diam-diam, banyak dari kita kehilangan arah karena terlalu sibuk meniru,
hingga lupa bertanya:

“Apa sebenarnya yang aku butuhkan?”

Seseorang bisa bahagia dalam kesederhanaan,
sementara yang lain tetap merasa kosong di tengah kelimpahan.
Seseorang butuh kesendirian untuk tumbuh,
sementara yang lain berkembang dalam kebersamaan.
Tidak ada satu resep untuk semua orang.

Mengenali kebutuhan diri adalah bentuk kedewasaan.
Karena ketika kita mengenal diri, kita mulai hidup dengan jujur.
Kita tidak lagi berlomba mengejar validasi orang lain,
tapi meniti jalan yang memang milik kita dengan tenang,
dengan sadar, dan dengan penuh makna.

Dan dari situ, kita akan mulai menghargai orang lain juga.
Kita berhenti memaksa semua orang harus seperti kita.
Kita tak mudah menghakimi pilihan hidup mereka.
Karena kita tahu: Tuhan memberi peta hidup yang berbeda untuk tiap jiwa.

Maka, jangan sibuk meniru.
Jangan sibuk membandingkan.
Sibuklah mengenal dirimu sendiri.
Karena yang paling bertanggung jawab atas hidupmu… adalah dirimu sendiri.



Untukmu yang special, 27 Juli 2025

by: ceviherdianinsight.github.io